Masih 20 Persen, Dinkes Kejar Pencapain Vaksinasi Campak 

TARAKAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) terus melakukan upaya vaksinasi campak di Kecamatan Tarakan Utara, karena telah terjadi peningkatan kasus sejak awal 2023.

Dari target 95 persen, hingga Juli ini baru tercapai sekitar 60-70 persen, sehingga masih ada sekitar 20 persen yang harus diselesaikan. Untuk itu, masyarakat yang tinggal di daerah sasaran diharapkan proaktifnya untuk membawa anaknya ke layanan vaksinasi.

“Kan kemarin terjadi peningkatan kasus campak. Setelah kita mengirim sampel, ada yang positif dan kita lakukan tindak lanjut dengan penyuntikan vaksinasi campak, atau imunisasi campak untuk anak usia 9 bulan sampai dengan 59 bulan,” terang Kepala Dinas Kesehatan Tarakan, Devi Ika Indriarti, Minggu (23/7/2023).

Intervensi degan melakukan imunisasi campak yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tarakan Utara ini, karena adanya peningkatan kasus.

Sehingga proses vaksinasi campak ini tidak dilakukan di seluruh kelurahan yang ada di Tarakan, mengingat Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Tarakan sangat terbatas, tetapi tetap harus melakukan kegiatan lain.

Lelah Suntik Diabetes Bertahun-tahun? Ini Penggantinya Glucoformin “Kita harapkan kepada masyarakat untuk melakukan imunisasi dan vaksinasi campak, karena saat ini kita tidak memandang status imunisasinya.

Makanya kita harapkan masyarakat berperan aktif untuk membawa anaknya yang usia 9 – 59 bulan ke posyandu atau puskesmas untuk melakukan vaksinasi campak,” bebernya.

Untuk mensosialisasikan ini kepada masyarakat, Dinas Kesehatan juga telah melakukan kerjasama dengan pihak kelurahan, kecamatan, bhabinsa, bhabinkamtibmas, dan pihak terkait lainya.

Hingga saat ini, capaian vaksinasi campak sudah ada peningkatan dari target 95 persen saat ini sudah berada di angka 60-70 persen.

“Harus kita naikkan lagi supaya bisa mencapai target, kalau kita lihat kenaikan kasus campak di Tarakan Utara ini karena ada anak yang baru sekali imunisasi campak, tanpa melakukan booster.

Bahkan ada balita yang sama sekali belum melakukan vaksinasi campak. Makanya kita lakukan intervensi dengan turun ke lapangan, jemput bola,” paparnya.

Untuk itu, diharapkan masyarakat mau melakukan imunisasi kepada anaknya terutama usaia 9-59 bulan. Untuk kesehatan si buah hati, janlah sampai dijemput petugas untuk melakukan imunisasi karena penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya meninggal dunia.

“Masyarakat harus proaktif melakukan imunisasi, jangan dijemput lah, kan ada jadwalnya.

Minta tolong luangkan waktunya sebentar karena kita juga berusaha mendekatkan diri ke masyarakat, dengan membuka posyandu, terutama di daerah padat penduduk,” ungkapnya.

Dari beberapa sampel yang dikirim, terdapat 5 yang terkonfirmasi positif campak. Tetapi masih ada sampel yang belum ada hasilnya.

“Kita berharap bahwa anak-anak kita terus sehat, tidak ada lagi yang sakit campak karena ini menjadi salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.

Kita berusaha memutus mata rantai supaya tidak sampai si penderita mengalami penyakit yang berat, apalagi sampai menimbulkan kegawatan,” pungkasnya. (*)

By: Admin-TB.