SAMARINDA – Puluhan warga Perumahan Bumi Citra Lestari (New BCL), Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, “menggeruduk” gedung DPRD Samarinda, Selasa (12/9).
Mereka mengadukan permasalahan mendasar, yakni menikmati air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana Samarinda.
Saat ini air yang mereka pakai berasal dari kolam eks tambang di belakang perumahan, yang diolah oleh pengembang perumahan. Namun, kualitas air tersebut semakin buruk. Apalagi, saluran pembuangan perumahan sekitar 200 rumah atau 300-an kepala keluarga (KK), atau 600jiwa di sana terbuang ke kolam tersebut.
Arif, warga Perumahan New BCL mengatakan, pihaknya berharap pemerintah bisa membantu melakukan intervensi, menyambungkan pipa Perumdam agar warga bisa merasakan air bersih. “Karena air yang diterima dari water treatment plant (WTP) yang dibangun developer kondisinya kurang layak. Air dari dulu berwarna coklat dan berbau. Kami berharap PDAM bisa masuk,” ujarnya.
Menyikapi tuntutan warga, DPRD Samarinda menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan melibatkan warga, pengembang perumahan PT Embun Pagi Berseri, dan Perumdam Tirta Kencana Samarinda. Rapat dipimpin Ketua Komisi II DPRD Samarinda Fuad Fakhrudin.
Fuad mengatakan, dari rapat itu diputuskan tiga rekomendasi, baik bagi developer dan Perumdam. Pertama, developer berkewajiban menyediakan air yang layak dengan memaksimalkan WTP yang ada. “Bahwa air kebutuhan dasar yang wajib disediakan dengan layak. Karena warga minta cepat, mereka harus merespons,” ujarnya.
Kedua, meminta Perumdam Tirta Kencana membuat rencana anggaran biaya (RAB) untuk pengambilalihan pelanggan. Apalagi penyerahan perumahan sudah dilakukan sejak 2020 oleh pengembang ke Pemkot Samarinda. “Agar warga yang tidak teraliri jangka panjangnya bisa menikmati air bersih,” ujarnya.
Ketiga, developer mengkoordinasikan terkait anggaran, minimal membantu pengadaan beberapa fasilitas yang diperlukan untuk meringankan beban biaya PDAM. Terlebih elevasi Perumahan New BCL dengan pipa induk terdekat milik Perumdam di Jalan Padat Karya cukup tinggi, dan jaraknya jauh.
Sementara itu, Direktur PT Embun Pagi Berseri Helmi Djamanie mengatakan, perumahan yang dibangun untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Selama ini air bersih sudah diupayakan dengan membangun WTP. Namunm, jika memang warga meminta agar bisa dialiri PDAM, pihaknya menyatakan kesiapan.
“Kalau untuk kepentingan warga kami ikhlas menyerahkan semua aset dan fasilitas WTP yang sudah dibangun, hingga jaringan ke rumah warga ke pemerintah,” ucapnya.
Ia meminta Pemkot Samarinda untuk bisa membantu melalui Perumdam untuk pengelolaan air bersih. “Sehingga kami bisa kemudian fokus untuk pengembangan perumahan. Karena kalau diminta menyiapkan anggaran untuk membantu penyaluran air, kami tidak mampu,” ucapnya.
Kembali ke Fuad, dia mewanti-wanti warga jika dalam waktu beberapa minggu ke depan belum ada perubahan atas air yang dialirkan dari WTP developer, agar kembali melaporkan ke pihaknya.
“Sementara tidak ada tenggat waktu. Kami minta pihak terkait merespons, baik developer maupun Perumdam Tirta Kencana,” tutupnya. (Tim-Admin).