Walikota Samarinda Minta DPRD Tidak Politisasi Proses Revitalisasi Pasar Pagi

banner 120x600

SAMARINDA – Walikota Samarinda, Andi Harun, menyoroti peran DPRD dalam rencana revitalisasi Pasar Pagi yang tidak lama lagi dimulai proses pembangunannya. Selain itu meminta anggota DPRD Kota Samarinda untuk tidak mencari sensasi politis dalam proses revitalisasi ini.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Andi Harun saat mengunjungi proyek penurapan SKM pada Selasa (10/10/23). Ia menegaskan perlunya mendekati rencana revitalisasi ini dengan sikap yang lebih obyektif, tanpa menciptakan situasi yang terlalu politis.

Sebelumnya, perwakilan sekitar 40 pedagang Pasar Pagi, bersama dengan Ketua Forum Pedagang Pasar Pagi (FP3), mengikuti sebuah pertemuan bersama Dinas Perdagangan (Disdag) dan instansi terkait lainnya di hadapan Komisi II DPRD Kota Samarinda. Pertemuan tersebut, yang berlangsung pada Kamis (4/10/23), membahas berbagai aspek rencana revitalisasi Pasar Pagi.

Dalam hasil hearing ini, ketua FP3, Thoriq, menyampaikan bahwa pedagang menilai bangunan Pasar Pagi yang disebut sudah tua, sebenarnya masih dalam kondisi baik.

Mereka mengklaim bahwa pernyataan pemkot mengenai usia bangunan yang sudah tua telah berdampak negatif pada omzet pedagang, karena konsumen menjadi enggan berbelanja di pasar.

Rekomendasi DPRD Kota Samarinda juga menyoroti pentingnya melakukan uji kelayakan bangunan sebelum melanjutkan rencana revitalisasi.

Ketika ditanyakan apakah Pemkot Samarinda telah melakukan uji kelayakan tersebut, Andi Harun menegaskan pentingnya analisis dalam pengambilan keputusan.

“Ya jelas ada, masa Pemerintah berbicara tidak pakai analisis. Justru anggota DPRD yang berpendapat seperti itu, bisa menunjukkan analisis bahwa bangunan tersebut masih aman apa tidak?,” komentar Andi.

“Dalam konteks risiko dan mitigasi bencana, analisis adalah hal yang harus ada. Dalam berbagai konteks seperti kebakaran, banjir, longsor dan bencana lainnya. Bentuk perhatian dari pemerintah adalah mitigasi yang seharusnya diapresiasi,” paparnya.

Andi Harun juga menyatakan bahwa bangunan Pasar Pagi sudah berusia 60 tahun dan belum pernah direhabilitasi secara maksimal.

“Sistem mekanikal elektrikal nya juga dianggap berbahaya. Ini juga merujuk pada pengakuan pedagang yang mengakui kondisi tersebut saat saya kunjungan ke pasar,” terangnya.

“Giliran mau direvitalisasi, justru kok dibalik, DPRD juga menimpali begitu. Saya kira cuma anggota DPRD yang miskin pengetahuan saja yang berpendapat begitu. Kalau pendapat berbasis argumentasi saja, itu namanya ngawur kan,” tegas Andi.

Ia menekankan bahwa komentar yang hanya berbasis pada argumentasi adalah tindakan tidak bijak, dan ia berharap anggota DPRD dapat mendekati permasalahan dengan lebih baik.

“Jadi, saya tidak memungkiri bahwa banyak juga anggota di DPRD yang sangat kontributif, hanya saja ada beberapa oknum yang memang pendapatnya berbasis argumentasi, itu namanya miskin pengetahuan kan? Jangan sampai jadinya ada unsur untuk mencari sensasi politis atau pun hanya mencari popularitas,” tegas andi.

Andi Harun juga mengatakan bahwa akan datang jika anggota DPRD mengundang dirinya untuk melakukan diskusi lebih lanjut melalui hering, sebagai upaya untuk memahami perbedaan pandangan. “Selama saya diundang untuk diskusi, saya pasti akan datang,” singkat Andi.

Selain hal tersebut, ia memberi apresiasi kepada semua anggota dewan yang telah mendukung proyek infrastruktur di Kota Samarinda demi kepentingan masyarakat.

Perkembangan lebih lanjut terkait rencana revitalisasi Pasar Pagi Samarinda akan terus menjadi sorotan masyarakat, dengan harapan agar proses pengambilan keputusan dapat berlangsung secara objektif dan berkualitas. (*)

By Admin.