MENANTI KEJELASAN: Pemerintah tengah mengkaji beberapa titik opsi relokasi pedagang Pasar Pagi, lantaran kondisi bangun yang sudah tua.
SAMARINDA – Berbagai opsi relokasi pedagang Pasar Pagi terus dipikirkan pemerintah, memindahkan sekitar 2.800 pedagang. Termasuk titik yang diminta Forum Pedagang Pasar Pagi (FP3), yakni relokasi ke Pelabuhan Pelindo sudah dijajaki.
Beberapa opsi lainya seperti Mal Mesra Indah, Kompleks Segiri Grosir, hingga eks Bandara Temindung. Jika lokasinya sudah dapat dipastikan, termasuk detail desain rencana bangunan baru pasar dinyatakan final, pemkot melalui Dinas Perdagangan (Disdag) akan mensosialisasikan rencana revitalisasi Pasar Pagi yang rencananya dimulai 2024 mendatang.
Ratusan pedagang sempat menggelar aksi damai di kompleks Pasar Pagi, Jumat (8/9), dengan menyampaikan beberapa poin aspirasi. Di antaranya penundaan rencana relokasi pembongkaran yang menguak akan dilaksanakan November mendatang, menjadi setelah IdulFitri.
Serta mendorong relokasi ke tempat yang bisa menampung seluruh pedagang, tidak terpisah-pisah, bebas banjir dan mudah dijangkau kendaraan umum, semisal di Pelabuhan Samarinda, Jalan Yos Sudarso, dan Kompleks Citra Niaga.
Merespons itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda Marnabas Patiroy menuturkan, usulan relokasi pedagang Pasar Pagi disampaikan warga hingga pedagang kepada Wali Kota Samarinda Andi Harun.
Pihaknya pun mengkaji, sehingga diputuskan pasar tersebut perlu direvitalisasi atau dibangun ulang. “Usia bangunan yang uzur hingga kelistrikan yang buruk berpotensi terjadinya kerusakan bangunan hingga kebakaran,” ucapnya, Ahad (10/9).
Mengenai tempat relokasi, semua opsi tengah diupayakan. Kawasan Pelabuhan Samarinda telah dibicarakan dengan pengelola pelabuhan tersebut. “Kami menunggu izin. Jika diizinkan, kami akan siapkan tempatnya,” ucapnya.
Begitu juga terkait eks Bandara Temindung, dalam waktu dekat pemkot akan menghadap Gubernur Kaltim Isran Noor untuk meminta restu menggunakan lahan tersebut.
Mengingat aset itu milik Pemprov Kaltim. “Di sana kami rasa paling pas, karena berada di tengah kota dan mudah diakses kendaraan umum. Selama relokasi kami bisa membuka akses ke berbagai titik, misalnya tembusan Jalan Lambung Mangkurat atau menuju Jalan Kemakmuran. Kami akan menyiapkan lapaknya, pedagang tidak perlu menyewa,” ucapnya.
Dia berharap dukungan para pedagang, dan menyambut baik penyampaian aspirasi yang dilakukan Jumat lalu. Dia menilai pedagang mendukung rencana pemkot, dan siap berusaha maksimal memenuhi permintaan. “Bahkan soal waktu relokasi itu masih opsi sementara. Karena proyek itu menyesuaikan kebutuhan anggaran di 2024 mendatang,” ujarnya.
Namun, jika memang anggaran disetujui pemkot dan DPRD melalui pengesahan APBD 2024, akan dibongkar November mendatang. Harapannya Januari 2024 proses lelang sudah bisa dimulai, paling lambat Februari sudah mulai dikerjakan, dengan target satu tahun dapat selesai dengan wujud bangunan empat lantai, termasuk basement untuk area parkir. “Ketika lokasi sudah fix dan desainnya sudah selesai, kami akan lebih masif mensosialisasikan.
“Namun, selama ini kami juga sudah menyampaikan ke setiap pedagang rencana itu. Karena memang semuanya masih dipersiapkan, sehingga belum masif dipaparkan,” singkatnya. (Tim/HR-Admin).