Jumat Curhat, Kapolresta Samarinda ke Pelabuhan, Atensi BBM Subsidi untuk Nelayan

SAMARINDA – Agenda Jumat Curhat atau Bekesah (bercerita) kembali digelar Polresta Samarinda. Jumat Curhat kali ini bergulir di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).

Ada beberapa catatan yang disampaikan masyarakat terkait pelayanan di pelabuhan. Termasuk masalah tidak ada kuota untuk nelayan dan kapal pengangkut logistik.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli menyebut, pelabuhan di Kota Tepian merupakan penyumbang keuangan negara kedua, setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Karena itu, menjaga ketertiban dan keamanan harus menjadi atensi bersama.

Begitu juga dengan pelayanan kepelabuhan yang sejauh ini disebutnya perlu dievaluasi. “Masalah antre truk barang itu juga harus diperhatikan. Karena hampir setiap pagi, truk itu parkir hingga tiga lapis di depan pelabuhan,” ujarnya.

Padahal, lanjut Ary, kondisi parkir di dalam pelabuhan lengang, bahkan kosong. Namun, truk antre hingga berlapis-lapis dan berjejer hampir setiap pagi. Tentu kondisi tersebut mengganggu masyarakat yang melintas di jalan raya.

“Kami melihat itu, karena tiap pagi olahraga lewat lokasi itu. Sejauh ini kami harap bisa segera ditertibkan oleh otoritas pelabuhan. Kalau memang tidak bisa, kami yang akan memberikan teguran hingga penindakan,” pintanya.

Kemudian, pelayanan penumpang kapal yang ingin bertolak ke Parepare maupun yang datang perlu ada perbaikan. Agar lebih tertib dan tertata, sehingga keamanan dan kenyamanan penumpang lebih terjamin.

“Seperti bandara udara. Ada petugas yang melayani penumpang dan tidak tertumpuk di satu titik. Jadi terlihat tertata dan rapi. Kami harap, minimal bisa mengikuti pelabuhan udara,” pinta Ary.

Catatan lainnya, kata Ary, terdapat keluhan nelayan dan kapal pengangkut barang logistik yang sulit mendapat BBM subsidi. Pasalnya, sejauh ini seolah BBM bersubsidi hanya terfokus pada kendaraan di darat. Sementara nelayan dan pengguna kapal lainnya belum mendapatkan kuota yang jelas.

“Pertamina seharusnya telah membagikan BBM kepada kelompok nelayan sesuai dengan perhitungan yang seharusnya,” tegasnya.

Hal itu demi menjaga distribusi BBM berjalan lancar. Bila tidak ada kuota, pemenuhan BBM nelayan bakal mengganggu distribusi kendaraan lain. “Nanti kami akan ajak Pertamina untuk melihat problem tersebut,” ujarnya.

Ia berharap, nelayan dan kapal pengangkut logistik kebutuhan masyarakat dapat terakomodasi dengan diberikan kuota BBM subsidi. Apakah akan dititipkan ke SPBU tertentu, nanti Pertamina yang akan mengatur itu.

Program Jumat Curhat merupakan komitmen Polresta Samarinda dalam menjaga silaturahmi dan mendapat masukan dari masyarakat. Aspirasi yang diterima pun segera ditindaklanjuti. Bila menyangkut kebijakan, bakal ditampung untuk kemudian dibawa ke pemerintah.

“Semoga langkah-langkah yang sudah dan akan diambil dapat meningkatkan pelayanan dan ketertiban di Pelabuhan Samarinda,” pungkasnya. (*/Admin).