Gubernur Sutarmidji Minta Kabalai Sungai Angkat Kaki dari Kalbar

banner 120x600

PONTIANAK, teropongborneo.my.id – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji meminta Kepala Balai yang mengurus Daerah Aliran Sungai (DAS) di provinsi ini angkat kaki dari Kalbar. Hal itu disampaikan karena menurutnya sudah lebih dari lima tahun muara Sungai Kapuas dan DAS lainnya, tak pernah dikeruk.

“Saya minta Kepala Balai Sungai yang mengurus alur sungai-sungai di Kalbar untuk angkat kaki dari Kalbar, kalau sudah tak mampu mengurus sungai di Kalbar, kalian ditempatkan di sini untuk bekerja, untuk kenyamanan masyarakat Kalbar, bukan sekadar habiskan anggaran tak jelas,” tegasnya, Selasa (8/3).

Midji-sapaan karibnya mengungkapkan, akibat lebih dari lima tahun tak dikeruk, muara sungai menjadi dangkal. Kedalaman muara yang biasanya mencapai tujuh meter, saat ini kedalamannya tinggal sekitar lima meter saja.

“Artinya pendangkalan sudah lebih dua meter, dan kalau itu di area 10 kilometer saja dari 1.143 kilometer panjang Sungai Kapuas, maka bisa buat banjir empat kabupaten tak surut 15 hari. Karena daya tampung curah hujan yaitu sungai berkurang, akhirnya air betah di daratan,” ungkapnya.

Jika kementerian yang menangani pengerukan alur drainase primer tetap tak bisa menyediakan anggaran, Midji minta dianggarkan lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2024.

“Terlepas itu bukan urusan pemda, kita anggap saja pusat sudah tak mampu . Harusnya anggota DPR RI dapil Kalbar bersuara, jangan hanya urus jalan, karena jalan bagus semua, tak ada gunanya kalau banjir terus berulang,” ujarnya.

Sedangkan melihat kasus banjir bandang, menurut Midji dirinya tidak menyalahkan akibat pihak terkait tidak mengurus DAS. Itu terjadi biasanya karena wilayah perbukitan dibuat gundul dan malah dijadikan permukiman.

“Seperti Singkawang dan lain-lain, pemerintah daerah harus tegas. Kalau tidak tiap tahun daerah akan ada bencana banjir, longsor yang bisa dua hingga tiga kali setahun ketika curah hujan tinggi. KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) harus benar kerjanya, jangan jadi bagian dari perusak ekosistem,” jelasnya.

Midji berharap semua pihak bersama-sama melakukan evaluasi apa saja yang terjadi mengenai banjir di provinsi ini.

“Untuk saat ini perhatikan kebutuhan makanan dan kesehatan mereka yang mengungsi dan terdampak banjir,” pungkasnya. (admin-tb)

Sumber – mediaPontianak