SAMARINDA–Seperti rencana pembangunan drainase di Jalan Pasundan, Kelurahan Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu. Ditolak sejumlah warga. Padahal, pengerjaan drainase yang menyedot anggaran Rp 19 miliar dari APBD 2023 yang bersumber dari Bantuan Keuangan (Bankeu) Provinsi Kaltim itu tidak bersentuhan dengan lahan milik warga, menggunakan drainase eksisting dan sebagian badan jalan.
Kabid Bina Teknik DPUPR Samarinda selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Peningkatan Drainase Kecamatan Samarinda Ulu Rosnayadi Novida mengatakan, pelaksanaan pembangunan drainase sepanjang 500 meter itu menemui sejumlah kendala. Utamanya adalah penolakan beberapa warga dari RT 18 dan RT 37. “Ada yang mempermasalahkan lahan, ada pula terkait potensi ekonomi yang terganggu ketika proyek dilaksanakan,” ucapnya ditemui setelah mediasi yang digelar di Polsek Samarinda Ulu, Rabu (23/8).
Pihaknya akan mengerjakan dulu di RT yang mendukung program tersebut, yakni di RT 19 dan 25. Sesuai rencana, drainase yang dibangun selebar 3 meter dalamnya 1,5 meter. Dimulai depan Kapel St Yohanes Don Bosco hingga simpang tiga Jalan Gunung Merbabu dan Gunung Cermai. “Sambil mencari solusi agar proyek itu bisa berjalan lancar,” ucapnya.
Ketika rapat mediasi, sebagian warga mempertanyakan alasan drainase di depan lahan mereka lebih dulu dibangun. Sedangkan di sisi lain, tepatnya sisi Rumah Sakit Dirgahayu belum tersentuh. Atas pernyataan tersebut, Novida menjelaskan, sisi yang saat ini direncanakan merupakan sisi yang krusial. “Itu akan terhubung dengan drainase yang sudah dibangun di Jalan Gunung Cermai hingga ke Sungai Mahakam,” sambungnya.
“Kalau dipaksakan dibangun di dekat RS Dirgahayu, ke depan potensi kawasan rumah sakit berpotensi jadi kolam ketika hujan. “Tentunya kami mengambil titik prioritas. Apalagi proyek itu juga sudah diwacanakan sejak dulu, dan telah melalui beberapa kali revisi desain. Namun, baru tahun ini anggarannya tersedia,” ujarnya.
Dia berharap, warga bisa legawa dan membolehkan lahan drainase serta badan jalan di depan rumah mereka sementara dibangun drainase. Dengan harapan banjir di Jalan Pasundan yang berdampak hingga ke simpang 4 Jalan KS Tubun, Jalan Siradj Salman, dan Jalan KS Tubun Dalam bisa tereduksi.
“Sesuai desain, drainase yang dibangun akan terhubung dengan sisi Sungai Mahakam, depan Bank BTN hingga simpang 4 Jalan Pasundan-Jalan KS Tubun Dalam,” tegasnya.
Mewakili warga, Ketua RT 19 Kelurahan Jawa Alwi berharap, drainase Jalan Pasundan bisa terbangun. Pasalnya, selama ini sekitar 400 jiwa warganya kerap terdampak banjir karena wilayahnya berada di tengah Jalan Pasundan. “Kami memohon warga di sisi hilir saluran bisa membantu melancarkan program pemerintah membangun drainase. Kami kasihan dengan warga yang hampir setiap hujan deras terjadi, selalu kebanjiran,” singkatnya.
Sementara itu, Lurah Jawa Mukmin mengatakan, banjir di kawasan tersebut menjadi momok bagi warga. Dari data yang dihimpun, sebanyak 12 RT terdampak, meliputi RT 17, 18, 19, 22, 24, 27, 28, 29, 38, dan 39. “Bahkan warga yang menolak itu juga sebetulnya terdampak, yakni di RT 18 dan 37. Makanya kami juga mengharapkan kesediaan warga mendukung program pemerintah dalam pengentasan banjir,” tutupnya. (*)
By admin.